BERITA IKMI-CSIRT
BERITA IKMI-CSIRT
Memperkuat Ketahanan Siber Akademik Nasional di Era AI dan Quantum Computing: Kolaborasi Strategis antara BSSN dan Ekosistem Pendidikan Tinggi
2025-07-14 16:37:45
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi salah satu pemateri dalam acara ACAD CSIRT Summit 2025 dengan tema "Memperkuat Ketahanan Siber Akademik Nasional di Era AI dan Quantum Computing: Kolaborasi Strategis antara BSSN dan Ekosistem Pendidikan Tinggi" di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan siber di sektor pendidikan, mengingat tren anomali trafik nasional yang terus meningkat. Total aktivitas anomali trafik dari Januari 2020 hingga Juni 2025 mencapai 6.865.992.235, dengan rata-rata tahunan (2020-2024) sebesar 831 juta. Malware menjadi klasifikasi anomali trafik terbesar dengan 83,34%.
Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Drs.Nugroho S. Budi, M.M., M.Han, menyampaikan pentingnya kolaborasi strategis antara BSSN dan ekosistem pendidikan tinggi untuk menghadapi tantangan siber di era Kecerdasan Buatan (AI) dan Komputasi Kuantum.
Data menunjukkan bahwa sektor pendidikan juga menjadi target serangan siber. Dari 1 Januari hingga 7 Juli 2025, total aktivitas anomali trafik di sektor pendidikan mencapai 11.064.555. Sebanyak 3.093 alamat IP teridentifikasi digunakan oleh 168 pemangku kepentingan di sektor pendidikan. Dari anomali trafik yang terdeteksi, 98,40% diindikasikan berhasil menginfeksi (compromise).
Tingkat respons notifikasi insiden siber dari pemilik Sistem Elektronik menunjukkan peningkatan signifikan hingga Semester I tahun 2025, dengan 65,1% notifikasi direspons. Total notifikasi yang dikirimkan BSSN adalah 8.769, dengan 2.452 di antaranya direspons.
BSSN terus berupaya memperkuat keamanan siber melalui berbagai regulasi dan layanan. Rancangan Undang-Undang tentang Keamanan dan Ketahanan Siber, yang masuk dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2025, mencakup pengaturan Kecerdasan Artifisial yang beretika dan bertanggung jawab, menekankan keamanan siber dan privasi data dalam pemanfaatan AI.
Pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) juga menjadi fokus. Hingga 9 Juli 2025, 565 TTIS Organisasi telah terbentuk. Di sektor pendidikan sendiri, terdapat 34 TTIS. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembentukan CSIRT di setiap instansi pemerintah pada 21 Oktober 2024, dengan target seluruh instansi pemerintah memiliki CSIRT di tahun 2025.
Dalam upaya mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) Keamanan Siber, BSSN setiap tahunnya meluluskan sekitar 100 SDM Kamsiber melalui Politeknik Siber dan Sandi Negara (PoltekSSN). Mengingat kebutuhan yang besar, BSSN mendorong kolaborasi dengan berbagai universitas, baik di dalam maupun luar negeri. Selama lima tahun terakhir (2020-2025), BSSN telah menandatangani 49 MoU dan 69 Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan perguruan tinggi.
Potensi kolaborasi dengan perguruan tinggi meliputi pengembangan kurikulum keamanan siber, program keterampilan dan pelatihan SDM, peningkatan kesadaran keamanan siber, penguatan kapasitas teknologi, peningkatan riset dan inovasi, serta pengembangan program khusus untuk sektor dan kelompok rentan.
BSSN juga menyediakan berbagai layanan untuk mendukung keamanan siber, seperti Information Technology Security Assessment (ITSA), Honeynet, Aduan Siber, Museum Sandi, Sertifikat Elektronik, Asistensi Pengamanan Informasi, Gov-CSIRT, Kategorisasi Sistem Elektronik, Pendaftaran Auditor Keamanan Informasi dan Implementor SMPI, serta Sandi Data.
BSSN menegaskan bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab bersama, dan setiap Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) wajib menyelenggarakan sistem elektronik secara andal, aman, dan bertanggung jawab.